“Partisipasi masyarakat masih dalam konfirmasi. Tapi, saya optimis masyarakat mengikuti gerakan ini,”
Hari gerakan tanpa telepon genggam selama dua jam. Rencana itu digadang sebagai bentuk protes terhadap maraknya kasus pencurian pulsa yang merugikan masyarakat.
“Partisipasi masyarakat masih dalam konfirmasi. Tapi, saya optimis masyarakat mengikuti gerakan ini,” kata Harja Saputra kepada Beritasatu.com, Sabtu (15/10).
Karena gerakan ini tidak dilakukan dalam satu wilayah yang sama, maka kami akan melakukan konfirmasi ke beberapa pihak untuk melihat traffic penggunaan telepon.” imbuhnya.
“Selama ini, kita hanya menyampaikan kekecewaan melalui facebook dan twitter. Itu tidak memberikan efek jera pada pihak operator telepon. Karena itu, gerakan ini diharapkan agar mampu mendorong pemerintah dan operator telepon untuk mengambil tindakan tegas atas pencurian pulsa ini.” ujar Harja.
Sementara itu, partisipan gerakan tanpa telepon genggam, Dian Pramudito (35) mengatakan, keikutsertakan dalam kegiatan ini untuk memprotes provider yang lalai.
“Saya tak pernah mendaftar segala bentuk SMS premium. Namun, saya sering mendapatkan berbagai jenis SMS. Awalnya saya pikir hanya menerima SMS. Tapi, saya justru kehilangan pulsa,” tuturnya.
Lain lagi dengan David Tobing. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu mengatakan, pemerintah, operator telepon , dan konten provider seharusnya memerhatikan gerakan ini. Sebab, masyarakat bergerak bersama untuk menunjukkan kekecewaan mereka terhadap pencurian pulsa.
My hat is off to your astute command over this tob-aiprcvo!
Your’s is a point of view where real intelligence shines through.