Warga Sekitar Freeport Kekurangan Suplai Logistik

Beritasatu.com


Warga hanya dapat membeli suplai makanan dalam jumlah terbatas karena supermarket hanya memiliki suplai yang terbatas pula.

Warga Papua di wilayah PT Freeport Indonesia mengalami kekurangan pasokan logistik dan obat-obatan akibat aksi pemblokiran jalan pascabentrokan antara aparat kepolisian dengan karyawan Freeport.

Aksi pemblokiran dilakukan di Mil 27 samping Bandara Mozes Kilangin Timika, sejak hari ini, setelah terjadi bentrok antar aparat kepolisian dan karyawan Freeport yang mengakibatkan tewasnya Petrus Ayamseba, karyawan PTFI.

“Pemblokiran jalan tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kami termasuk terbatasnya pasokan logistik,” kata Sholikin, juru bicara wakil warga Papua dalam kunjungannya ke kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bersama dengan sejumlah wakil warga Papua, hari ini, untuk menyampaikan pernyataan warga PT. Freeport Indonesia.

“Hal ini sangat mempengaruhi kehidupan karyawan PTFI dan masyarakat setempat karena akses distribusi logistik hanya melalui PTFI, sedangkan jalannya sendiri diblokir,” kata Sholikin.

Orpa Padwa, 45, wakil warga Kuala Kencana, mengatakan bahwa warga hanya dapat membeli suplai makanan dalam jumlah terbatas karena supermarket hanya memiliki suplai yang terbatas pula.

“Kami, ibu-ibu, hanya dapat menangis dan tidak dapat berbuat apa-apa. Sedangkan anak-anak kami terpaksa tidak dapat bersekolah karena kami merasa ketakutan. ” tutur Orpa mengadukan keprihatinannya dalam tangis.

“Saya mohon agar kasus ini dapat segera diselesaikan apalagi mengingat bahwa kami ingin merayakan Natal secara damai,” kata Orpa.

Leave a comment